Bagaimana kisah ini
di mulai ? i see i my twitter a news ; tentang demonstrasi buruh. Ya hari ini 1
mei di deklarasikan sebagai hari buruh dunia. Pertanyaannya adalah kenapa hari
buruh ini harus di rayakan ? apalagi di Indonesia sepertinya latah untuk “pesta
demonstrasi” menuntut kesejahteraan kaum buruh yang memang di asosiasikan sebagai kaum proletar, mereka
golongan yang berjuang demi keluarganya, atau demi kehidupannya sendiri, demi
kehormatannya (ingat bahwa kerja adalah profesionalisme yang penuh dengan
kehormatan, pekerjaan kita adalah kehormatan), dan yang sangat klise adalah
demi kelangsungan hidup,persis dengan implementasinya teori darwin. Darwinisme
menekankan kelangsungan hidup bioisme dalam mempertahankan eksistensi hidupnya
dengan adaptasi terhadap lingkungannya. Buruh itu juga begitu, bekerja dengan
keahliannya atau bahkan saya menyebutnya dengan “keterpaksaan” mereka terlibat
kompetisi sesama buruh, promosi atau bahkan diturunkan dari jabatannya, pindah
tempat kerja. Orang-orang marxis menyebutnya pejajahan oleh kapitalisme.
Ya ya kapitalisme
seakan-akan jadi kambing hitam dari semua ini. Kapitalisme dengan cara begitu
juga yang mendoktrin sistem pendidikan kita yang berorientasi mencari
pekerjaan. See kampus2 di Jakarta yang menjanjikan lulusannya diterima oleh
perusahaan-perusahaan yang bonafit. What a drama ?
Para buruh ini
terikat dengan serikat-serikat pekerja, persis semacam firma para ultras di
Italia. Serikat-serikat pekerja ini lah yang kemudian mengorganisir keinginan
para buruh, tepatnya mengakomodasi aspirasi para buruh kepada pihak perusahaan
tempat mereka bekerja. Dalam dialektika historis marxisme, marx menyebutnya
proletar melawan para borjuis. Teori ini sebenarnya dasar dari semua latar
belakang pemikiran dialektika. Yaitu pertentangan dan pertentangan itulah yang
disebut dialektika. Para bawahan/ buruh berdialektika terhadap para pimpinan
perusahaan kemudian membentuk kesejahteraan para buruh yang menjadi tujuan
serikat-serikat pekerja yang dalam teorinya disebut sintesis dari tesis dengan
antitesis.
Beutiful theory !
but not perfect. Sistem dialektika
seharusnya meniscayakan keberlangsungan yang continue, karena sintesis pada
dasarnya adalah tesis baru yang akan bertentangan antitesis kemudian
menghasilkan sintesis baru lagi kemudian sintesis baru itulah sebenarnya tesis
lagi dan seterusnya, like evil circular.
Marx mungkin juga
para buruh itu menyadari ke-proletarian nya tetapi ini adalah utopis karena
serikat pekerja itu lah media kapitalisme itu sendiri. Pimpinan serikat buruh
itu bisa di asosiakan dengan para borjuis. See ! serikat buruh yang proletar
itu sebenarnya dipimpin oleh para borjuis internal yaitu para pimpinan
serikat-serikat buruh yang menaungi mereka itu.
Ada kontradiksi ,
tapi bukan dialektika tanpa kontradiksi
Comments
Post a Comment