Graunded
research, seperti yang diungkapkan oleh Glazer dan Strauss (1967), merupakan
reaksi yang tajam sekaligus menjanjikan jalan keluar dari “stagnasi teori”
dalam ilmu-ilmu sosial, dengan penitikberatkan pada sosiologi. Kritik yang dilontarkan
baik kepada pendekatan yang kuantitatif maupun kualitatif.
Kedua
pengarang tersebut mengkritik keterikatan pada peneliti yang berlebihan
terhadap teori-teori yang umum (grand teories) dari tokoh-tokoh besar seperti
Weber, Durkheim, Veblen, Cooley dan lain-lain. Ini menjurus pada studi
verifikasi dari teori-teori tersebut melalui pendekatan kuantitatif dan tes
statistik. Hasil akhir dari penelitian merupakan verifikasi dari teori atau
hipotesa untuk diterima atau ditolak.
Dengan
demikian penelitian tidak bertitik tolak pada data atau situasi sosial tersebut
tetapi dari konsep, hipotesa dan teori yang sudah mapan, yang mungkin sekali
tidak relevan untuk situasi sosial yang khas dari masyarakat yang diteliti.
Karena sifatnya verifikasi atau pengecekan terhadap teori yang sudah ada, maka
teori-teori baru tidak tumbuh dan berkembang. Sebaliknya, terkadang timbul
teori baru tetapi tidak pula berlandaskan data, jadi terlepas dari data.
Penelitian
kualitatif cenderung mengumpulkan adata yang banyak tetapi sering tidak sampai
kepada peneloran teori. Disini terhimpun banyak data tetapi hampir tidak ada
teori.
Grounded
research menyajikan suatu pendekatan yang baru. Data merupakan sumber teori ,
teori berdasarkan data, dan karena itu dinamakan grounded. Kategori-kategori
dan konsep-konsep dikembangkan oleh peneliti dilapangan. Teori juga lahir dan
berkembang dilapangan. Data yang bertambah dimanfaatkan untuk terus verifikasi
teori yang timbul dilapangan yang terus menerus disempurnakan selama penelitian
berlangsung.
Comments
Post a Comment