Sextus Empiricus dalam Adversus
mathematicos
“Tidak, belum pernah ada dan tidak akan pernah ada orang yang memiliki
pengetahuan yang terang benderang mengenai hal-hal yang berkaitan dengan para
tuhan dan dengan hal-hal yang telah kukatakan. Meskipun bisa saja seseorang
mengatakan semua kebenaran, ia sendiri sebenarnya tidak menyadari karena
segalanya tersembunyi di balik tabir penampakan (sehingga pengetahuan mereka
opini belaka)”
Klemens dari Alexandria, stomata
V, 109.1
“Xenophanes dari kolophon mengajarkan bahwa tuhan itu satu dan tak
bertubuh. Ia menyatakan : hanya ada satu tuhan, ia adalah yang paling besar di
antara semua tuhan dan semua manusia, dan ia tidak mirip dengan mortal entah
dalam pikiran maupun dalam rupanya”
Simplicius , commentaria in
Aristotelem gracea physica
“prinsip itu satu, yang ada itu satu dan seluruhnya (dan ia tidak
dibatasi, ia tidak terbatas, tidak digerakkan, tidak diam),
Menurut Theopratos itulah hipotesa yang diusulkan oleh Xenophanes dari
kolophon, gurunya Parmenides.Theophratos sepakat untuk menilai bahwa pernyataan
itu sangat lain dengan pencarian soal physis. Xenophanes berpendapat bahwa yang
satu dan menyeluruh itu adalah tuhan.
Yang satu itu tidak tak terbatas , tidak dibatasi karena disatu sisi,
yang namanya ketakterbatsan itu bukanlah sebuah adaan, ia tidak memiliki awal,
tengah atau akhir dan karena disisi lain hanyalah objek-objek yang dari sendirinya
plural yang bisa saling membatasi antar mereka
Sextus Empiricus, Advercus
mathematicos
“berkenaan dengan Homeros dan Hesiodos, Xenophanes mengatakan bahwa :
Para tuhan dituduh melakukan apa saja yang bagi kita manusia sifatnya memalukan
dan pantas dikutuk : kita melihat mereka mencuri, berselingkuh dan saling
berbohong antar mereka”
Klemens dari Alexandria, Stomata
“orang-orang Ethophia menyatakan bahwa tuhan-tuhan mereka berkulit
hitam dan pesek, sementara hidung para tuhan dari Thraks bermata biru dan merah
rambutnya”
“Iya seandainya sapi-sapi, kuda-kuda dan singa-singa memiliki tangan
dan dengan tangannya bisa mengambar menghasilkan karya-karya seperti manusia,
para kuda pasti akan menggambarkan tuhan-tuhan mereka mirip dengan kuda dan
sapi mirip dengan sapi, mengambarkan tubuh para dewa itu seperti tubuh
masing-masing dari mereka”
Comments
Post a Comment