Apa yang menarik
dari Philo ? Ia adalah filsuf dengan corak yahudi, tinggal di Iskandariah.
Semua perlawanan dalam fikiran – fikiran Bani Israel nampak dalam Philo. Suatu
percampuran antara rasio dengan agama. Dalam
sebuah artikel tentang Thomas Aquinas saya mengerti bahwa cara berfilsafat
seperti ini adalah ciri khas abad pertengahan [1].
Hal yang menarik dari filsafat bani Israil adalah jiwa passimist [2].
Tampak jelas dalam buku nya Ecclesiastes, salah satu kutipan yang indah tentang
pesimisme adalah “jiwa kemurungan yang jelas (underlying melancholy spirit) yang sesuai dengan kekuasaan politik
yang tidak kompak dengan bangsa Yahudi”
“ Ada sesuatu
kejahatan yang telah saya lihat dibawah matahari dan itu adalah biasa diantara
manusia”
“Seseorang yang
telah diberi oleh Tuhan kekayaan, harta benda dan kehormatan, sehingga ia tidak
butuh untuk jiwanya dari semua yang apa yang dia inginkan, meskipun demikian
Tuhan tidak memberikan kekuasaan kepadanya untuk makan daripadanya, tetapi
orang lain yang memakannya. Ini adalah kesia-siaan”
Salah satu alasan
menulis tentang Philo ini adalah bagi saya filsafatnya mengandung prinsip
tauhid Yahudi yang kental persis dengan yang dianut umat islam. Kepasrahan
total kepada satu Tuhan yang Maha Kuasa. Philo dengan lugu menerima konsep idea
nya plato tetapi menambahkan adanya hal lain yang harus dipercaya untuk
memahami dan melaksanakan hidup yaitu kitab suci atau wahyu[3]
Bagaimana
filsafat Philo bekerja ? Ia menimbulkan suatu konsep filsafat baru. Baginya
filsafat bukan hanya persolan yang memberikan pengetahuan tentang alam semesta
dan mengajarkan prinsip moral tetapi merupakan suatu cara yang dapat digunakan
untuk dapat mengerti keagungan dan pertolongan Tuhan.
Seperti orang
Stoa dan Socrates, Philo juga percaya akan pengetahuan yang datang dengan
sendirinya (selfknowledge), dan
menganjurkan penyelidikan dalam alam materi tidak berguna.
“mengapa engkau
mengadakan penyelidikan terhadap matahari, apakah garis tenganya satu kaki ?,
apakah matahari lebih besar daripada seluruh bumi , berapa kali besarnya dari
ukurannya yang sekarang ? “
To be continue….
[1] Tapi
apakah philo dengan Thomas Aquinas hidup dalam satu masa ?
[2] Mungkin
maksudnya pesimis
[3] Saya
jadi ingat tentang Thomas Aquinas menjelaskan causa prima nya Aristoteles
tetapi kemudian tetap mepercayai kitab suci sebagai rujukan yang tidak bisa di
bantah apalagi dijelaskan. Padahal bagi saya causa prima merujuk kepada Satu
Tuhan Yang Satu Yang Maha Hebat, tepai alkitab memberikan gambaran tentang
trinitas, suatu kontradiksi
Comments
Post a Comment