... the only thing we require to be
good philosophers is the faculty of wonder...” ― Jostein Gaarder, Sophie's
World
Jostein Gaarder menulis
buku yang bagus tentang sejarah filsafat beserta penjelasan dengan bahasa yang
sederhana. Sederhana karena berhasil menggambarkan penjelasan filsafat yang
terkesan sangat susah dan membutuhkan pemikiran yang dalam menjadi sebuah bentuk novel dalam kemasan cerita yang
menarik sehingga membuat pembaca untuk harus terus membaca untuk memuaskan rasa
ingin tahu “ending” cerita.
Rasa ingin tahu ? iya
dalam novelnya Gaarder menulis filsafat di mulai dengan rasa ingin tahu
kemudian mengambil pelajaran berharga
darinya. Dari rasa ingin tahu ini berkembang dengan spekulasi spekulasi di
mulai dari yang sangat sederhana kemudian menjadi sangat kompleks bahkan
tentang kehidupan kita sehari hari. Gaarder behasil melukiskan gambaran seperti
ini dalam sebuah cerita yang sangat biasa, di mulai dari seorang Sophie
Amundsend, remaja berumur 14 tahun yang akan menuju ultahnya yang ke 15 tahun,
tinggal di pinggiran kota Oslo, Norwegia tepatnya di Clover Close no 3. Sophie
mulai mendapat kiriman surat misterius ke rumahnya di mulai dari pertanyaan
“siapakah aku ? “. Iya Filsafat selalu di mulai dari pertanyaan sejenis ini dan
kemudian berkembang menjadi pertanyaan yang lebih kompleks yang lagi berhasil
di deskripsikan dengan sangat sederhana dan contoh contoh kasus yang sangat
biasa, mudah di mengerti.
Novel ini adalah
tentang sejarah filsafat tapi di lukiskan dalam cerita yang menarik dan
bernuansa misterius dengan keterlibatan tokoh-tokoh baru dalam kehidupan Sophie
yang merupakan tokoh utama dalam novel ini. Bahasa dan lukisan yang sangat
sederhana dari penjelasan filsafat yang rumit menjadi kata kunci dari buku
ini.
Tetapi seperti yang tertulis dalam pengantar
penerbit, Gaarder mencoba menulis deskripsi sejarah filsafat menurut latar
belakangnya sebagai orang Norwegia, jadi lumrah saja jika dalam buku ini akan
di temukan sejarah pemikiran Isa Al Masih atau disinggung sedikit tentang Adam
dan Hawa versi barat dan tidak akan pernah di temukan cerita versi islam.
Begitu juga setting cerita ketika guru filsafat Sophie yang akhirnya di ketahui
bernama Alberto Knox menulis surat
misterius pelajaran filsafat kepadanya tentang mitos yang dilukiskan dengan
contoh legenda Norwegia yaitu Dewa Thor.
Tetapi layaknya novel ada alur cerita yang
membuat buku ini sedikit unik yaitu munculnya tokoh baru dipertengahan novel
yaitu Sophie tidak hanya menerima surat dari Alberto Knox si guru filsafatnya
melalui anjing Labrador bernama Hermes, tetapi juga menerima surat lain yaitu
ucapan selamat ulang tahun dari seorang Batalyon PBB yang bertugas di Lebanon
bernama Albert Knag kepada anaknya yaitu Hidle. Hidle juga akan berulang tahun
yang ke 15 tahun sama seperti Sophie. Bukankah agak aneh jika nama Alberto Knox
terkesan mirip dengan nama Albert Knag ?
Ucapan ulang tahun ditemukan hampir selalu ada
dalam setiap setting cerita buku ini, untuk itulah Alberto Knox merasa
pelajaran filsafat nya kepada Sophie di ganggu karena hal ini. Tapi di akhir
cerita kecerdasan penulis akhirnya tampak ketika diketahui bahwa Sophie dan
guru filsafatnya Alberto Knox adalah tokoh rekaan cerita dalam novel dunia
Sophie yang di tulis Albert Knag kepada anaknya Hidle sebagai hadiah ulang
tahun.
Jadi Sophie danAlberto Knox adalah hasil ide
dari realitas yang sesungguhnya yaitu Albert Knag. Menarik !
Comments
Post a Comment