Millatu Ibrahim

dari sebuah buku Hj. Irena Handono, et al. sebuah buku yang mencounter buku islamic invasin nya Robert Morey

Menurut sejarah bilbical Ibrahim As, lahir pada masa antara abad 10-19 SM di Ur-Kaldea. Lahir dari seorang ayah yang masih menyembah berhala, bahkan pembuat patung berhala yang disembah manusia. Pemuda Ibrahim merasa aneh dengan penyembahan berhala, berusaha mencari Tuhan yang sebenarnya, yang dapat memberi manfaat dan menghilangkan mudharat tidak seperti patung. Ibrahim (Abraham) oleh para peneliti diduga merupakan salah satu pemimpin khalifah yang membawa rakyatnya dari Mesopotamia menuju laut tengah pada akhir milenium ke tiga SM. Terlepas dari kebenaran dugaan tersebut, namun berita tentang pengembaraan Ibrahim dari Kaldea menuju kana'an agaknya sudah umum diketahui oleh pemeluk ketiga agama samawi. Oleh sebab itu kami hanya menyoroti pengembaraan sebagai individu Ibrahim yang digambarkan oleh Al-Quran berusaha mencari hakekat Allah. Penelitian Ibrahim As, terhadap kepercayaan masyarakat sekelilingnya, baik ditempat asalnya _Kaldea maupun negeri yang dilewatinya dalam pengembraan menghendaki dirinya untuk menganalisa bentuk kepercayaan yang berkembang.

Banyak pendapat tentang asal muasal kepercayaan manusia, ada yang berpendapat bahwa kepercayaan itu dimulai dari rasa takut yang emudian manusia menyandarkan pada apa yang dapat membuat nya tenang, ada yang mendasarkan pada kepercayaan terhadap roh hingga menimbulkan kepercyaan totemisme, ada yang mendasarkan pada kepentingan individu dan umum, serta macam-macam kepercyaan lain yang bukan dimaksudkan untuk dibahas disini. Apapun yang mendasarinya, kepercyaan terhadap berhala adalah kepercyaan kuno. Suatu kepercayaan yang menurut penganutnya dapat mendekatkan dirinya dengan sesembahan yang diyakininya.

Selain keercayaan terhadap berhala, kepercyaan lama yang ada pada masa Ibrahim diwilayah Timur tengah kuno adalah kepercayaan terhadap benda-benda luar angkasa, seperti bintang-bintang, bulan dan matahari. Kaldea yang masuk wilayah Mesopotamia-Babilonia mengenal penyembahan bintang-bintang seperti dewa marduk yang mereka anggap sebagai dewa perang, adalah planet Mars, serta dewa-dewa lain hingga 12 dewa yang nama-namanya dipakai dalam astronomi hingga sekarang.
Mesir Kuno, mengenal penyembahan Dewa Matahari sebagai Dewa Re, yang adalah matahari itu sendiri. Kepercayaan terhadap Re (dewa matahari) bertahan dari dinasti II (3000SM) raja-raja Mesir Kuno hingga dinasti Khofo(1400SM). Hal ini dikuatkan dengan ditemukan tulisan dimakam salah satu raja dinasti II, yang menyebut dewa matahari dengan sebutan "Nabire". Kepercayaan ini pada masa-masa selanjutnya berkembang dengan banyak dewa seiring dengan perkembangan perebutan kekuasaan yang menjadikan dewa sebagai alat propaganda paling mujarab, maka tidak heran jika dewa-dewa kemudian didatangkan dari luar. 
Kepercayaan-kepercayaan yang berkembang pada masa Ibrahim ini, penyembahan berhala, bintang-bintang,bulan dan matahari di Isyaratkan oleh Al _Quran dalam surah Al An Am ayat 76-80. Jika dilihat adanya upaya akal yang kemudian dibarengi pengembaraan yang cukup jauh, agaknya Ibrahim juga menggunakan media lain selain akal dalam upaya pencariannya, yaitu hati. Seperti yang diceritakan oleh Al-Quran bahwa beliau memiliki hati yang lembut dan santun. Kriteria hati yang semacam ini hanya didapat dari olah batin yang serius. Dengan upaya akal dan hati serta usaha yang sangat bersungguh-sungguh inilah maka Allah memberi petunjuk kepadanya. Penemuannya yang secara otodidak inilah yang menjadikan Ibrahim menjadi orang yang sangat pasrah kepada Tuhannya. Sebab beliau sudah membuktikan keberadaan Tuhan yang dicarinya itu mata batinnya.Pertemuannya dengan Tuhan ini tentu saja dengan sarana hati, sebab otak hanya sebagai sarana awal dari pencariannya. kepasrahan ini yang menjadi ajaran Ibrahim sehingga ia menamakan dirinya muslim (orang yang pasrah).
Ajaran ini terus berlanjut hingga menjelang masa kenabian Isa. pada masa itu ajaran dipegang erat oleh kelompok Esenes, sementara kelompok bani israel yang lain lebih memilih bergabung dengan masyarakat pagan Romawi yang kala itu menguasai bangsa yahudi. dari kelompok inilah (Esenes) muncul nabi Yahya (YOhanes Pembabtis) yang berjuang melawan Romawi hingga akhirnya tertangkap dan dibunuh akibat penghiatan sekte yahudi lain yaitu Farisi dan Saduki. Dua kelompok ini juga dicela oleh Yesus dalam injilnya.Nabi Isa As. yang melanjutkan perjuangan pendahulunya ternyata mengalami hal yang sama. Penghianatan bangsanya yang berkomplot dengan Romawi membuatnya hanya bertahan selama tiga tahun dalam masa dakwahnya. Berkomplotnya sebagaian bangsa Yahudi dengan Romawi inilah yang mengakibatkan ajaran tauhid Yesus menjadi terasimilasi dengan kebudayaan Romawi hingga mejadika Tuhan yang satu dipahami sebagai tiga, walaupun masih tetap mengatakan "Esa".

Pada masa nabi Isa paham 'keluarga' masih sangat kental hingga beliau mengatakan :" ...aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel". Hal ini bukanlah tanpa alasan, sebab pada masa itu bangsa lain masih belum mampu menalar paham monotheism. Apalagi bangsa Romawi yang menguasai bangsa israel,mitos dewa-dewi mereka sering diceritakan hingga saat ini. 

Melihat keseimbangan ini, mestinya ajaran kristen yang mengaku yesus (Isa) adalah monotheisme. Yudaisme yang ada sekarang pun tetap bertahan monotheisme, walaupun syariatnya menjadi syariat nasionalisme. Kenapa Yudaisme tetap bertahan dengan monotheisme ? hal ini mudah ditebak karena hingga saat ini pun agama Yudaisme hanya milik bangsa yahudi. Artinya faktor "keluarga yang mempertahan tradisi" sangat berpengaruh sebagai benteng ajaran monotheisme. Hanya saja ketika tradisi keluarga itu terlalu diunggulkan maka jadilah ajarannya nasionalisme buta yang menganggap bangsa lain sebagai budak.

Doa nabi Ibrahim yang menginginkan agar keturunannya menjadi pemimpin agama terwujud melalui kesinambungan peran keluarga dalam menjaga ajarannya. keluarga dari keturunan Nabi Ibrahim tidak saja dari Ishaq, tapi juga Isma'il yang kelak menurunkan Muhammad.
Jika bangsa yahudi/israel memiliki silsilah nasab hingga sampai kepada nabi Ibrahim melalui nabi Ishaq,maka bangsa Arab khusunya keluarga nabi Muhammad juga memiliki nasab hingga sampai kepada nabi Ibrahim melalui nabi Ismail. Kita tidak peru mengupas nasab ini secara panjang lebar sebab jika ada yang mempertanyakan keotentikannya, maka hal itu juga berlaku pada nasab-nasab nabi-nabi Israel (termasuk Yesus) kepada nabi Ibrahim As. Maka yang akan kita bahas adalah tradisi ajaran Ibrahim As, yang berada di tanah Hejaz, lebih khususnya di tanah Makkah.


Pada masa jahiliah, jazirah arab sebagaimana peradaban lainnya masih dipenuhi dengan paham-paham penyembahan berhala, pohon, hewan, fenomena alam dan benda-benda angkasa seperti bintang , matahari dan bulan; seperti yang telah kita bahas sebelumnya. Namun demikian ada diantara mereka yang masih memegang tradisi Ibrahim. mereka inilah yang disebut kaum anhaf (literal:orang-orang yang kurus). tradisi Ibrahim ada pada mereka karena memang mereka masih satu keturunan dengan umat Israel yaitu bangsa semit. Sebagian dari mereka menganut ajaran Yudaisme karena bersinggungan dengan bangsa Yahudi yang menempati daerah-daerah pertanian yang subur seperti Yastrib ( Madinah). keturunan semit lainnya disekitar jazirah aran sudah mengenal ajaran nasrani yang berkembang sejak abad ke 4 M. Melalui Syiria. Ajaran yang mereka anut adalah monotheisme karena rata-rata mereka mengikuti ajaran Ya'kubi ( di Ghassan dan Syam), walaupun sebagian mengikuti paham Nestorian yang menuhankan Yesus ( di wilayah Hirah).
Secara umum, di jazirah arab, paham monotheisme bukanlah hal yang baru. Maka disini kita melihat bahwa faktor 'keluarga' masih berperan dominan dalam penjagaan ajaran tauhid. tidak mengherankan jika ajaran nasrani yang mereka anut terdapat ajara yang tidak mengakui ketuhanan Yesus, yang dianggap gereja sebagai bi'dah.
Nabi Muhammad dilahirkan dari keluarga anhaf yang emmegang tradisi Ibrahim. Kakek nabi - Abdul Muthalib misalnya pernah berujar mengorbankan putranya - Abdullah ayah Nabi Muhammad SAW, seperti yang pernah dilakukan oleh nabi Ibrahim. Keponakan Rasullulah, waraqah bin Noufal juga seorang tokoh ajaran anhaf yang kemudian masuk nasrani sebelum kenabian Muhammad.Beberapa ajaran Ibrahim dengan tradisi Hanafiyah yang dicemooh oleh masyarakat Makkah pagan, adalah puasa Asyura, haji, menjauhi minuman khamr (seperti yang dilakukan abu Bakar), menyambung tali persaudraan, shadaqah, memerdekakan budak (ketiga hal ini pernah dilakukan oleh sahabat Hakim bin Nizam sebelum islam), dan berkhalawat (menyepi-nyepi seperti yang dilakukan oleh Nabi); keseluruhan ajaran ini mereka sebut tahannuts atau tahannuf. Tahannuf dalam bentuk khawat adalah ibadah mengasingkan diri ( uzlah) dengan hitungan tertentu. dan ibadah semacam ini dilakukan oleh para nabi seperti temakhtub dalam bibel.


satu hal yang sangat penting dari tradisi Ibrahim yang dipegang teguh aleh para anhaf adalah tauhid. seperti yang pernah dinyatakan oleh rasullulah pada masa sebelum kenabian, saat ditanya oleh Khadijah, beliau menyatakan, "aku tidak akan menyembah Uzza selamanya". Satu pernyataan yang membedakan antara penyembahan kepada Allah dengan penyembahan lain dari kepercayaan arab. Itulah sebabnya maka kata Allah hanya menunjuk kepada Allah saja sebagai Tuhan yang tidak disekutukan oleh para anhaf, Nazarean dan Esenes. Masyarakat pagan arab adalah masyarakat yang terkontaminasi kepercayaan nenek moyang hingga mereka menempatkan illah-illah selain Allah, seperti Latta, Manat dan Uzza. Itulah sebabnya maka nama-nama mereka pun mencerminkan kepercayaan mereka, ada Abd Syams (hamba/penyembah matahari), ada Abdul Uzza (hamba Uzza) dan ada juga Abdullah ( hamba Allah). Maka nama Abdullah (Ayah Nabi) merujuk pada nama Allah seperti yang disembah oleh para anhaf pengikut ajaran Ibrahim.

Ajaran monotheisme yang diajarkan oleh Ibrahim yang sudah islam (pasrah kepada Allah saja) kini dipertegas lagi oleh kenabian Muhammad, dengan menghancurkan selruh kepercayaan lama yang menyimpang dari ajaran seluruh kepercayaan lama yang menyimpang dari ajaran Ibrahim. Hal yang sama dilakuak oleh Yahya As dan Isa As yang ingin membersihkan ajaran Musa As. dan Ibrahim As serta nabi-nabi bani Israel sebelumnya. Maka tidak mengherankan jika kedua nabi yang hidup sezaman mendapat pertentangan dari Yahudi dari sekte saduki dan Parisi, hingga menyebabkan kematian Yahya dan penganiayaan terhadap Isa As. dan pengikut keduanya.

Comments