Sulitnya Upaya Mencari Jalan kebenaran

Sebenarnya, kesan tajamnya pertentangan antara filsafat dengan agama disebabkan oleh salah satu faktor utama, yakni adanya pengaruh literatur mistik yang umumnya mencela filsafat, khususnya pada abad ke enam sampai kedelapan H (abad ke 13 sampai abad ke 15 M). Di samping itu, karena adanya anggapan umum bahwa pencarian jalan agama mengharuskan pencelaan filsafat, atau bahwa keagamaan murni menuntut pencampakan intelek dan penolakan terhadap ketajaman intelektual. Namun demikian, pengamatan yang cermat pada berbagai mahzab keagamaan dan cabang-cabang filsafat, sebagaimana dibuktikan oleh perjalanan sejarah masing-masing, secara jelas membuktikan kenyataan terjadinya interaksi sinergis antara filsafat dengan agama.
Akhirnya, pergumulan  yang terjadi bukan semata dalam bentuk saling bertentangan, namun juga terdapat interaksi aktif yang bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi, bahkan terdapat pola hubungan yang bersifat asimilasi (perpaduan). Antara filsafat  dan agama menjadi satu alur jalan dalam mencapai kebenaran dan sebagai jalan menemukan kebenaran.
Sebelum membahas secara lebih mendalam sejarah pergumulan filsafat dan agama, ada baiknya diberikan definisi cermat mengenai istilah falsafah dan agama dalam tulisan ini. Karena istilah ini memiliki banyak arti, dan mengalami penggunaan yang sangat luas, makna dari keduanya sering menjadi tidak selalu jelas.
Dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan agama adalah pencarian jalan rohani, proses menuju kebenaran sementara tentang falsafah, tidak hanya dimaksudkan dengan filsafat peripatetik yang rasionalistik, yang umumnya ditentang oleh kalangan agamawan, tetapi seluruh mahzab intelektual dalam kultur agama yang telah berusaha mencapai pengetahuan mengenai realitas segala sesuatu dan pada puncaknya pengetahuan mengenai sebab awal melalui daya intelektual. Apalagi, jika filsafat di sini merupakan apa yang sering disebut al hikmah al ilahiyah atau kearifan puncak (al-hikmat al – muta’aliyah, ultimate  of wisdom) yang mencangkup filsafat diskurtif maupun filsafat intuitif (dzauwqi). Filsafat dalam pengertian yang biasa di gunakan oleh para pemikir modern, seperti Mullah Shadra, yang sangat meniscayakan adanya relasi aktif dan positif antara agama dan filsafat.

Comments