Klarifikasi HMI Komisariat Trisakti Tentang Peristiwa Berdarah Kampus C Trisakti 22-23 September 2006



22 September 2006 lalu, peristiwa kelam bagi HMI komisariat Trisakti dan HMI Komisariat STMA (Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti), waktu itu terjadi bentrokan berdarah antara kader-kader HMI dengan beberapa oknum dari ATGT ( Akademi Teknologi Grafika Trisakti sekarang bernama Sekolah Tinggi Ilmu Media Komunikasi Trisakti/ STIMKOM Trisakti) yang bertempat di kampus C Trisakti di Jalan A. Yani Bypass Jakarta Timur. Bukan bermaksud untuk melakukan provokasi, atau mencoba membuka aib dan luka mengingat kejadian itu sudah berlangsung 5 tahun yang lalu. Tetapi kami berkeyakinan kebenaran harus objektif , walaupun pepatah klise bilang “sejarah adalah menurut penguasa atau orang yang menceritakan sejarah itu”,demi kebenaran yang biasa kita usung sebagai mahasiswa dan pelajaran untuk adik-adik HMI Komisariat se-Trisakti, dan kader-kader HMI pada umumnya bahwa “jangan bercerita sejarah yang salah kepada adik-adik kita! “ maka Insya Allah dengan selalu mengharap ridho Allah SWT kami merasa wajib mengklarifikasi  berita atau wacana yang simpang siur tentang peristiwa 5 tahun lalu itu.
Waktu itu, beberapa hari atau bahkan satu minggu  setelah peristiwa 22-23 September 2006 berlangsung banyak berita yang bisa di update mengenai hal tersebut, termasuk beberapa liputan media  massa.  Berita-berita/ wacana yang berkembang itu kemudian kami pandang cenderung banyak kesalahan sejarah yang harus di klarifikasi dan akan menimbulkan kesalahan persepsi jika di biarkan. Salah satu yang kami temukan adalah berita tentang “pernyataan anggota HMI sebagai korban kekejaman peristiwa tersebut” dalam blog HMI Komisariat Fakultas Hukum UNS (file:///E:/HmI/Kronologis Kejadian Peristiwa Berdarah di Kampus Trisakti « HMI Komisariat Fakultas Hukum UNS) yang menurut kami melenceng jauh dari kenyataan yang sesungguhnya walaupun judul artikel tersebut pada kalimat akhir nya tertulis “….Pernyataan anggota HMI sebagai korban kekejaman”
Tanpa mengurangi hormat kepada saudara-saudara se-Insan Cita di Komisariat Hukum UNS, artikel tersebut tidak mencantumkan siapa nama anggota HMI sebagai korban kekejaman yang memberi pernyataan tersebut. Hal ini sangat tidak biasa, karena berdampak pada penciptaan persepsi bagi pembaca. Saran kami seharusnya nama nara sumber di cantumkan agar bisa di klarifikasi tentang kebenaran berita yang di sampaikannya, karena kami memandang tidak ada hal yang membuat nama nara sumber harus tidak di cantumkan.
Sesungguhnya, pada tanggal 22 September 2006 sekitar antara pukul 19.00 atau 19.30, terjadi acara silahturahmi kader HMI se-Trisakti menjelang bulan suci Ramadhan yang akan berlangsung besok harinya, bertempat di sekretariat HMI Komisariat Trisakti (di Jakarta biasa di kenal dengan nama HMI Komisariat STMT Trisakti ) di Jalan IPN Cipinang Besar Selatan- Jakarta Timur, tidak jauh dari kampus STMT ( Sekolah Tinggi Manajemen Transpor ) Trisakti , jadi bukan di kantin kampus C Trisakti seperti tertulis dalam artikel tersebut. Perlu kami informasikan kampus C Trisakti bertempat di jalan A. yani Bypass Jakarta Timur, kampus C sendiri dulunya terdapat tiga kampus yaitu Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti, Sekolah Tinggi Ilmu Media Komunikasi (STIMKOM) Trisakti perubahan dari ATGT , dan Sekolah Tinggi Manajemen Transpor (STMT) Trisakti, namun setelah STMT mempunyai gedung sendiri  di Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur pada tahun 2006, praktis kampus C hanya terdiri dari hanya dua kampus saja sampai sekarang.
Beberapa jam acara silahturahmi berjalan lancar penuh dengan suasana kekeluargaan, sampai kemudian salah satu kader STMA Trisakti menerima telepon dari temannya di kampus C yang menyatakan bahwa HMI di hina oleh oknum alumnus ATGT yang menghadiri acara Malam Keakraban (MAKRAB) di dalam kampus C.  Setelah berdiskusi kecil, kader – kader HMI yang hadir di acara silaturahmi tersebut memutuskan untuk berangkat menuju kampus C. Tiba di kampus C Trisakti,kader-kader HMI semula hanya duduk-duduk di kantin kampus sampai kemudian muncul mobil bernopol B 2502 XV, keluar kampus melewati kantin dimana di situ terdapat  massa HMI, tampak kaca mobil di turunkan kemudian seseorang berteriak dari dalam mobil   kearah massa HMI dengan ucapan “HMI ANJING ! “, mendengar itu, sebagian besar massa HMI berdiri, ada juga  yang berlari kecil dengan maksud mengetahui identitas orang yang berada dalam mobil,namun mobil tersebut melaju cepat meninggalkan kampus.  Bersamaan dengan itu puluhan massa ATGT keluar kampus nya menuju kantin dan berhadap-hadapan dengan massa HMI, terdengar lagu mars HMI di nyanyikan dengan sangat lantang oleh massa HMI. Terjadi bentrok fisik dan pada saat itulah Achmad Fajriansyah (kader STMA) terluka paha kirinya tertusuk besi rucing dan bukan menggunakan bangku panjang kantin kampus C seperti tersebut dalam artikel tersebut. Beberapa kader HMI yang masih ada di kantin kampus juga tidak luput dari penyerangan, pada saat itu lah Akhmad Wahyudi kader HMI yang berada di kantin di pukul kepalanya oleh oknum ATGT menggunakan bangku panjang kampus. Massa HMI mundur beberapa meter sampai ke jalan H. Ten Rawasari Jakarta Timur. Pada saat itu beberapa kader menghubungi rekan-rekan HMI lainnya terutama yang berada di secretariat bersama di Jl. Cilosari- Cikini, Jakarta Pusat. Beberapa saat kemudian kader-kader HMI non komisariat Trisakti dan STMA muncul dilokasi, tampak di lapangan beberapa kader HMI dari Komisariat Universitas Borobudur dan beberapa kader HMI lainnya termasuk Aulia Kosasih kader Komisariat FH UI, yang saat ini menjabat di PB HMI.
Tawuran berhenti sejenak setelah pasukan dari polsek Pulogadung Jakarta Timur ada di lokasi. Di indikasikan pada saat itulah warga di sekitar kampus di provokasi untuk menyerang massa HMI karena moment yang pas, secara kasat mata, seolah-olah massa HMI menyerang kampus ATGT dan belakangan di ketahui bahwa siang hari nya juga terjadi tawuran antar warga di lokasi dekat kampus, sehingga kuat dugaan warga mudah terprovokasi karena ada isu bahwa bentrokan mahasiswa di kampus C tersebut adalah lanjutan dari tawuran warga yang berlangsung siang hari tadi. Menjelang sahur pertama di bulan suci ramadhan tersebut, bentrokan terjadi lagi,setelah massa HMI berangsur mencoba mendekat ke daerah kampus C, dan bukan karena karena ada kader HMI STMA yang diserang oleh gerombolan ATGT plus masyarakat ketika ingin kembali ke kampus C seperti yang terulis di artikel pada Blog HMI Komisariat FH UNS. Kali ini bentrokan lebih besar karena warga setempat ikut terlibat menyerang massa HMI. Pada insiden ini Mahdi (kader Komisariat Trisakti terluka Karena lemparan batu di kepalanya) dan Aulia Kosasih (kader komisariat FH UI) yang di keroyok membabi buta di tengah jalan A.Yani bypass Jakarta timur, tampak Aulia Kosasih diseret-seret kemudian di keroyok beramai-ramai di depan polisi yang hanya beberapa orang tapi diam saja melihat kejadian tersebut. Aulia Kosasih  kemudian di bawa oleh mobil polisi dan mungkin inilah yang dinamakan penyelamatan yang terlambat ala polisi polsek pulogadung. Menurut beberapa sumber Aulia Kosasih di bawa langsung ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Bentorkan selesai setelah massa HMI yang tersudut sampai ke Jalan Pramuka Jakarta Timur berangsur-angsur kembali ke secretariat HMI Komisariat Trisakti di Cipinang Besar Selatan, Jakarta-Timur. Di secretariat tersebut,korban luka-luka di rawat sempat sahur bersama kemudian beristirahat, sahur yang mungkin tidak dilupakanoleh teman-teman yang terlibat waktu itu.
Sungguh fakta yang berbeda dari artikel yang tetulis di  file:///E:/HmI/Kronologis%20Kejadian%20Peristiwa%20Berdarah%20di%20Kampus%20Trisakti%20%C2%AB%20HMI%20Komisariat%20Fakultas%20Hukum%20UNS.htm, semoga mampu menjadi secercah kebenaran di tengah kesimpang siuran bahkan terkesan di belokkan dari kejadian yang sesungguhnya. Kami segenap kader HMI Komisariat Trisakti meminta maaf atas semua pihak yang dirugikan atas insiden lima tahun silam tersebut, karena kejadian ini menimbulkan isu tidak sedap tentang kampus ATGT yang di cap kampus komunis pada saat itu karena mungin sungguh berkah Allah SWT bahwa insiden ini terjadi beberapa hari sebelum peringatan G30 S PKI sehingga wajar ada beberapa media massa yang pada waktu itu  memberitakan bahwa bahaya laten komunis sedang show force di kampus Trisakti karena untuk memperingati hari  G30S PKI, ada juga berita bahwa insiden itu adalah tawuran antara HMI yang berideologi islam dengan aktifis kiri yang didentifikasikan sebagai Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti (KAMTRI) yang berideologi sosialis komunis sehingga terkesan ada perang ideology dibalik tawuran ini. Dengan ini, kami mengkalrifikasi bahwa HMI dan KAMTRI adalah elemen mahasiswa yang bertujuan sama berjuang untuk kemashalatan umat dan masa depan Indonesia yang cerah,harapannya KAMTRI dan HMI dapat bekerjasama demi kemajuan bangsa Indonesia dan mengawal pemerintahan sesuai dengan fungsi mahasiswa yang kita emban bersama dan mengenai ideology sosialis komunis KAMTRI perlu kita kaji lagi (tentu kita tidak mau mengklaim kebenaran padahal kita tidak tahu apa-apa tentang kebenaran tersebut). Salut dan salam ukhuwah islamiah untuk teman-teman HMI Komisariat FH UNS.
Yakin Usaha Sampai !
HMI Komisariat Trisakti Cabang Jakarta Timur

Comments