Kapan Penamaan Ahlussunnah wal Jamaah Muncul Dalam Peradaban Islam ?

Menarik, menurut beberapa teman, mahzab ahlussunnah adalah aliran yang paling banyak diikuti di Indonesia. Ya, biasa di sebut kaum sunni , yang banyak berseberangan dengan Syiah mahzab popular dalam Negara Republik Islam Iran.  Menurut Nurcholis madjid , islam Indonesia adalah islam yang jauh dari negeri asalnya yaitu tanah arab, baik secara kultur, bahasa serta waktu penyebarannya. Sehingga wajar orang islam Indonesia praktis kebanyakan mengikuti tradisi islam  yang di bawa oleh pendahulu mereka. Ironis mengingat Negara Indonesia adalah Negara dengan penduduk mayoritas Islam cenderung hanya mengikuti tradisi. Sehingga secara tersirat dalam teks Nilai nilai Dasar Perjuangan (NDP) semacam ideology bagi organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tercantum makna dalam bab I nya yaitu tradisi kebanyakan susah di rubah, maka kita harus membedakan yang mana tradisi dan yang mana nilai. Nilai secara esensi adalah sama, tetapi penyebaran dan  cara penyampaian nya berbeda. Cak Nur menjelaskan dalam buku “Islam Mahzab HMI” DR. Akmal Tarigan bahwa misi yang di bawa semua nabi adalah sama yaitu Tauhid, tapi disampaikan dengan cara yang berbeda-beda, sebenarnya bagi saya hal itu adalah kondisional disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat waktu itu.

Sebuah buku yang berjudul “Antologi Islam” buku yang khas Syiah terbitan Al Huda yang sebenarnya adalah terjemahan dari “Encyclopedia of Shia” terbitan Digital Islamic Library Project mengurai pertanyaan yang sama. Dalam hal 205 di tulis sbb :
Seorang saudara Sunni menulis :  sunni artinya orang yang mengikuti hadis- hadis nabi dan ini di dukung oleh ayat Al Quran berikut :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullulah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah (QS. Al-Ahzab : 21)

Komentar kami adalah sebagai berikut. Pertama, dalam ayat di atas sama sekali tidak ada kata sunnah ataupun turunannya. Sebagaimana yang diutarakan sebelumnya, Allah SWT telah menggunakan terminology ‘muslim’ dalam bentuk pastinya, huruf demi huruf dalam surah Al Hajj ayat 78 . Allah SWT juga menggunakan kata syiah lagi lagi dalam bentuk yang tepat dalam surah Ash- Shaffat ayat 83 bagi Nabi Ibrahim. Akan tetapi, Allah SWT tidak pernah memakai kata-kata seperti ’sunni’ atau ‘ahlussunnah’ bagi para pengikut nabi SAW.

Kedua, andaikata anda mengatakan jika kita tidak mendapatkan terminology tepat seperti itu, namun kita memahami bahwa nabi adalah teladan kita, maka siapapun boleh mengatakan bahwa Al Quran membenarkan bahwasanya Nabi Ibrahim As adalah seorang teladan bagi kita juga, sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim…(QS. Al Mumtahanah:4)

Perhatikan bahwa dalam ayat diatas, frase yang telah digunakan bagi Nabi Ibrahim as secara tepat telah digunakan dengan ayat yang dikutip sebelumnya bagi Muhammad saw. Yakni memang benar bagi ayat berikut ini juga :
Sesungguhnya bagi mereka itu (Ibrahim dan para pengikutnya) ada teladan )pola prilaku yang indah) yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharapkan Allah dan (keselamatan) hari kemudian; dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Msaha Kaya lagi Maha Terpuji (QS. As Mumtahanah : 6)

Sekarang katakan kepada kami, apakah kita bisa disebut sebagai seorang sunni Karena kita mengikuti tradisi – tradisi Ibrahim ?
Sesungguhnya Nabi Muhammad saw mengikuti hadis Nabi Ibrahim as, namun Muhammad saw tidak pernah bisa disebut sunni, sebagai hasilnya. Demikian pula, nabi Ibrahim as mengikuti tradisi tradisi nabi Nuh, namun ia tidak pernah bisa disebut seorang sunni. 

Ketiga, kata sunnah telah digunakan Al Quran untuk merujuk ketetapan dan cara Allah swt mengurus masalah-masalah dan aturan – aturan yang menguasai alam semesta(sunnatullah). Namun disini kita tengah mendiskusikan kata ‘sunnah’ merujuk pada nabi Muhammad saw, dan bukan pada aturan aturan yang melingkupi alam semesta. Karena itu, kita tengah mencari istilah tersebut seperti sunnahturasulilah.

Keempat, suau kata bisa digunakan dalam dua cara, menurut definisi atau menurut label. Seluruh muslimin adalah sunni menurut definisi, namun hanya kelompok orang yang terkenal dengan nama ini, adalah sunni menurut penamaan. Bagaimana mereka beroleh nama tersebut perlu diselidiki dengan cermat.
Juga, seluruh muslimin adalah “taat” menurut definisi , namun tidak ada kelompok khusus diantara kaum muslim yang disebut “taat”. Hal ini memperlihatkan bahwa memiliki ciri tertentu menurut definisi tidak memaksa kita untuk menetapkan karakteristik seperti itu dalam nama kita. Sesungguhnya, dalam banyak kasus (tidak dalam semua khusus) nama hanyalah sekadar streotip dan tidak memantulkan sifat hakiki dari pemegang nama itu. Kadang kadang nama itu digunakan untuk menarik orang –orang pada versi spesifik dari suatu yang dijumpai dalam berbagai versi. Setiap versi diklaim sebagai versi asli oleh kelompok yang berbeda. Karena itu, bukanlah suatu tindakan bijaksana secara umum untuk mengidentifikasi keaslian dari sesuatu melalui namanya.

Sesungguhnya, para pengikut nabi diminta untuk mengikuti sunnahnya menurut definisi. Namun apakah mereka disebut sunni ketika nabi Muhammad saw hidup ? atau bahkan beberapa tahun pasca kemangkatanya ? dalam mahdah  lain, persoalan untuk dijawab adalah : “kapan nama ahlussunnah wal jamaah” muncul dalam sejarah islam bagi kelompok muslim tertentu ?

Comments