Pendapat Anaximenes (die 528-525 SM)



Dalam Hyppolitus, contra omnes haereses, 17
Anaximenes, berasal dari miletos, anak Euristrates, mengtakan bahwa yang menjadi prinsip adalah udara yang tak terbatas. Dari situ muncul segala sesuatunya, segalanya yang lahir /muncul, tuhan-tuhan dan hal-hal ilahi, sementara hal-hal lainnya baru akan muncul setelahnya.

Cicero dalam, De natura deorum/tentang kodrat para dewa/tuhan
Kemudian, Anaximenes menyatakan bahwa udara itu adalah tuhan, bahwa ia diturunkan luar biasa besar, tak terbatas, dan selalu bergerak (post A aera deum statuit eumque gigni esseque immenseum et infinitum et simper in motu) seolah-olah udara itu bias menjadi tuhan tanpa ia sendiri memiliki bentuk apapun padahal tuhan itu bukan hanya harus berbentuk tetapi memiliki bentuk yang paling indah dari segalanya dan seolah-olah semua yang lahir tidak akan mati

Augustinus, De civitate dei/Tentang kota Tuhan
Dia (Anaximandros) meninggalkan murid dan pengganti bernama Anaximenes yang menarik kepada udara sebagai asal dari segala hal, tanpa menyatakan menolak atau berdiam diri tentang para Tuhan. Ia percaya bahwa bukannya udara yang diturunkan oleh tuhan, malah sebaliknya para Tuhan yang muncul dari udara.


Comments