Thales dan Anaximandros




Aristoteles dalam De Anima/Tentang Jiwa ;
“beberapa orang berpendapat bahwa jiwa ada secara tersebar di seluruh alam semesta, itu makanya Thales berpikir bahwa segala sesuatunya penuh Tuhan”
Aetus, De placita philosophorum/Doxographi graeci/opini-opini Yunani;
“Untuk Thales, Tuhan adalah intelek dunia dan segala sesuatu dijiwai da penuh dengan daimon; sebuah daya ilahi meresap masuk dan meggerakan segala hal melalui kelembaban”
Cicero, De Natura daerum/Tentang kodrat para tuhan/dewa;
“Thales dari Miletos, yang pertama-tama menyelidiki pertanyaan seperti itu mengatakan bahwa air adalah prinsip segala sesuatu dan bahwa tuhan adalah intelek dunia (mentem) yang menumbuhkan segala sesuatu dari air”

Berbeda dengan Thales , Anaximandros melalui komentar Aristoteles , Commentaria in Aristotelem graeca Physica/komentar untuk fisika Aristoteles :
“Menurutnya, bukan air dan bukan hal—hal lainnya yang disebut unsur-unsur , melainkan suatu kodrat ketakterbatasan yang darinya muncul segala rupa langit dan dunia-dunia didalamnya. Ia (ketakterbatasan) adalah dari mana segala sesuatu muncul dan menjadi akhir kemana segala sesuatu nya terurai (hancur) menurut hukum keniscayaan ; mereka memberikan keadilan dan menebus ketidakadilan mereka sesuai dengan tatanan waktunya, dan ia mengatakan itu semua dengan istilah-istilah yang puitis”

Comments