Xenophanes (570-480 SM)





Sextus Empiricus dalam Adversus mathematicos

“Tidak, belum pernah ada dan tidak akan pernah ada orang yang memiliki pengetahuan yang terang benderang mengenai hal-hal yang berkaitan dengan para tuhan dan dengan hal-hal yang telah kukatakan. Meskipun bisa saja seseorang mengatakan semua kebenaran, ia sendiri sebenarnya tidak menyadari karena segalanya tersembunyi di balik tabir penampakan (sehingga pengetahuan mereka opini belaka)”

Klemens dari Alexandria, stomata V, 109.1

“Xenophanes dari kolophon mengajarkan bahwa tuhan itu satu dan tak bertubuh. Ia menyatakan : hanya ada satu tuhan, ia adalah yang paling besar di antara semua tuhan dan semua manusia, dan ia tidak mirip dengan mortal entah dalam pikiran maupun dalam rupanya”

Simplicius , commentaria in Aristotelem gracea physica

“prinsip itu satu, yang ada itu satu dan seluruhnya (dan ia tidak dibatasi, ia tidak terbatas, tidak digerakkan, tidak diam),
Menurut Theopratos itulah hipotesa yang diusulkan oleh Xenophanes dari kolophon, gurunya Parmenides.Theophratos sepakat untuk menilai bahwa pernyataan itu sangat lain dengan pencarian soal physis. Xenophanes berpendapat bahwa yang satu dan menyeluruh itu adalah tuhan.
Yang satu itu tidak tak terbatas , tidak dibatasi karena disatu sisi, yang namanya ketakterbatsan itu bukanlah sebuah adaan, ia tidak memiliki awal, tengah atau akhir dan karena disisi lain hanyalah objek-objek yang dari sendirinya plural yang bisa saling membatasi antar mereka



Sextus Empiricus, Advercus mathematicos

“berkenaan dengan Homeros dan Hesiodos, Xenophanes mengatakan bahwa : Para tuhan dituduh melakukan apa saja yang bagi kita manusia sifatnya memalukan dan pantas dikutuk : kita melihat mereka mencuri, berselingkuh dan saling berbohong antar mereka”

Klemens dari Alexandria, Stomata

“orang-orang Ethophia menyatakan bahwa tuhan-tuhan mereka berkulit hitam dan pesek, sementara hidung para tuhan dari Thraks bermata biru dan merah rambutnya”
“Iya seandainya sapi-sapi, kuda-kuda dan singa-singa memiliki tangan dan dengan tangannya bisa mengambar menghasilkan karya-karya seperti manusia, para kuda pasti akan menggambarkan tuhan-tuhan mereka mirip dengan kuda dan sapi mirip dengan sapi, mengambarkan tubuh para dewa itu seperti tubuh masing-masing dari mereka”
“Kaum mortal membayangkan bahwa para tuhan itu dilahirkan seperti diri mereka, bahwa mereka memiliki baju, suara dan tubuh mirip dengan milik mereka”

Comments