Latar Belakang Pemikiran Karl Marx [1]


Marx hidup setelah dua revolusi besar pecah di daratan eropa, yaitu revolusi kaum borjuis di Perancis dan Revolusi Industri di Inggris. Revolusi politik di Perancis mengantarkan kaum borjuis berkuasa dalam bidang politk dan ekonomi. Perkembangan ekonomi kapitalis sangat cepat sekali dan industry juga berkembang cepat. Namun akibatnya ialah jurang makin lebar antara kaum kapitalis yang kaya raya dengan rakyat jelata yang miskin. Di Inggris pun demikian juga, setelah mesin-mesin modern ditemukan, kegiatan industry berubah total. Tenaga kerja manusia di geser oleh hadirnya mesin-mesin modrn tersebut, akibatnya pengangguran merajalela, kemiskinan, kesengsaraan dan penderitaan menimpa kaum buruh.

Dalam keadaan social yang demikian itu, Marx bangkit dengan pikiran-pikiran yang penuh kritik terhadap keadaan social yang semakin ruwet. Rakyat jelata dihisap dan ditindas oleh dua pihak, yaitu di kota mereka dihisap dan ditindas oleh kaum kapitalis, sedang didesa mereka dihisap oleh tuan tanah. Marx mendapat pengaruh dari pemikir-pemikir sebelumnya, yaitu dari kaum sosialis kiri, Hegel, dan feurbach. Marx menampilkan dua senjata untuk mengisi atau mengatasi keadaan social yaitu dengan kritik social melalui pemikiran filososfisnya dan dengan tindakan yaitu melalui perjuangan kaum miskin.

Hal ini tercermin dalam These of feurbach yang ke IX : “kaum filsuf hingga saat ini hanyalah menafsirkan dunia ini dengan berbagai cara: yang paling penting ialah mengubah dunia”. Dengan demikian, Marx mengutamakan perubahan keadaan social melalui perjuangan atau revolusi untuk menyelamatkan rakyat jeata dari kemiskinan, kesengsaraan dan penderitaan, sehingga dapat dibangun suatu kerajaan dunia yang bebas dari penderitaan.



[1] L. Laeyendecker, Tata, Perubahan dan ketimpangan (Jakarta: Gramedia, 1983)

Comments