POLITIK




Politik adalah aktivitas akal yang meningkat kata Ayatullah Muthadam Muthahari. Berpolitik berarti harus menggunakan Akal bukan Perasaan apalagi Khayalan. Perhelatan pemilu adalah salah satu bentuk partisipasi Politik dari rakyat. Artinya rakyat memilih harus dengan akalnya. Pemimpin yang terpilih melakukan aktivitas politiknya juga harus dengan akalnya. 

Aktivitas politik pasti berbasis pada definisi yang diyakini oleh setiap orang. Artinya pasti bisa jadi berbeda-beda definisinya. Lebih mengerucut lagi yakni pada isi kepala setiap calon pemimpin, entah itu Capres dan Cawapres. Mungkin ada yang membuat batasan politik itu adalah bagi-bagi kekuasaan. Mungkin ada yang membuat batasan bahwa politik itu adalah kerjasama untuk tujuan yang -katakanlah- kesejahteraan rakyat. Dan batasan-batasan politik lainnya. 


Model politik di kolong langit ini sesungguhnya hanya ada 3 (tiga) model. Politik Setan, Politik Hewan dan Politik Tuhan. Politik Setan mengambil tiga pola saja yakni Gratifikasi (bagi-bagi uang), Intimidasi (ancam-mengancam) dan Eksekusi (vonis hukuman atau pembunuhan). Politik Hewan adalah Kebun Binatang. Tawarannya sebatas keamanan dan kesejahteraan Material, dan jangan pernah bicara kebebasan apalagi kebebasan spiritual. Lalu Politik Tuhan? Politik Tuhan adalah politik yang dibawa oleh seorang manusia yang dikomandoi akal di atas pijakan yang benar (baca: Ideologi yang benar) untuk membawa masyarakat menuju Tuhan. 

Dari pola Pemilu yang dilaksanakan di Republik ini kita bisa menilai politik apa yang sedang berjalan sekarang ini. Dari wacana yang ramai dibincangkan sekarang ini, maka kita bisa menilai apakah republik ini dikawal oleh partai-partai yang berideologi manusiawi atau kelas?

Comments