Morning Story

Hello Dear,

Aku menulis ini jam 10.47, tidak pagi benar, sudah siang. Kata guru SMA ku yang disebut pagi adalah batas akhirnya jam 10 pagi. Terima kasih kepada Yth. Guru di seluruh dunia. Jadi sebenarnya judulnya tidak tepat disebut "Morning Story".

Tapi apalah makna dari sebuah pagi ? Jikustik pernah merilis albumnya dengan nama "Pagi" filososfinya karena pagi itu awal . awal yang masih bersih, kertas putih kata orang-orang, motivator yang katanya handal juga bilang seperti itu. Cuma suggesti semu.

Suggesti semu ? iya karena sebenarnya pagi tidak pernah ada , realitasnya ini hanyalah matahari terbit dengan rutin setiap harinya, selalu begitu dan kita sepakat menyebutnya pagi. Bahkan kata "terbit" sebenarnya juga tidak pernah benar benar tepat.

Internet, lagu Maroon 5 dan white coffee, kata teman itu adalah semacam mood booster, istilah yang kutiru dari twitter. Twitter juga membuatku tidak lagi membeli koran, sebuah tanda akhir dari zaman berita media cetak.

Skala prioritas pun menjadi sedikit kendala, bebas tapi sebenarnya nggak. Kita seakan dipaksa melakukan yang terbaik dengan mendahulukan yang menurut kita pilihan utama. Begitulah hidup mengajarkan kepada kita agar menjadi bahagia. Padahal kata budayawan bahagia di dapat cukup dengan bersyukur.

Jadi, bagaimana caranya kita menjalani hari ini, besok dan seterusnya tanpa berdamai dengan diri sendiri ? Kunci damai itu ikhlas, melepaskan yang kemarin dan hidup di hari ini. Susah ? iya karena begitulah pikiran kita masih di dalamnya. Sederhana, sangat sederhana..

Comments