Kesadaran Menjadi Relawan Kemanusiaan Untuk Diri Sendiri Ditengah Pandemi

 

Manusia merupakan salah satu species ciptaan Tuhan yang mendiami bumi berdampingan dengan ciptaan Tuhan lainnya. Konon dalam sebuah kepercayaan umum, masyarakat manusia mengenal dan sudah sangat akrab dengan idiom yang kira kira diterjemahkan bebas menjadi “untuk manusialah Tuhan menciptakan bumi” karenanya segala sesuatu selain manusia bisa dioptimalkan untuk keberlangsungan hidup manusia. Mengapa begitu? karena hanya manusialah yang bisa mengandung cinta kasih Tuhan didalam dirinya sebab pada diri manusia terdapat sesuatu yang khusus yang tidak dimiliki ciptaan Tuhan lainnya yaitu akal pikirannya sendiri, kemudian melalui akal inilah manusia mempunyai kemampuan mengelola alam , memproduksi potensi potensi alam menjadi berguna bagi dirinya dan masyarakatnya atau bahkan menjadi lebih buruk dari itu yakni membawa bencana bagi masyarakat manusia.

Hal ini merupakan hal unik lainnya dari hikmah menjadi manusia di bumi, karena akal pikiran inilah manusia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya di bumi dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga melalui kesadaran seperti ini manusia menjadi memahami apa makna kehidupannya dibumi dan lebih bisa bekerja secara intelektual di bumi sesuai dengan kapasitas dan pikirannya sendiri. Manusia juga adalah satu satunya mahkluk bumi yang bisa menciptakan apa yang disebut dengan istilah ideologi atau pandangan hidup. Jenis apakah ideologi itu? semacam pandangan atau cara menyikapi hidup dalam bermasyarakat yang mempengaruhi diri manusia untuk bertindak karena tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, secara asalnya atau fitrahnya manusia adalah mahluk sosial yang membentuk kelompok kelompok hidup disebut sebagai komunitas masyarakat. Kemudian nantinya para ilmuan sosial atau filsuf filsuf mulai berpikir dan berbicara tentang teori masyarakat, munculah teori teori bermasyarakat bahkan bernegara dengan segala problem pro kontranya. Begitulah manusia atau sekelompok manusia menata kehidupannya sebagai makhluk Tuhan yang berpikir.

Berdasarkan cara pandang tersebut menjadi sangat jelas perbedaan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya, sehingga manusia dalam kehidupan bermasyarakat mempunyai konsekuensi konsekuensi logis  keberadaanya semacam tanggung jawab sosial sebagai satu satunya makhluk berpikir sekaligus tanggung jawab sebagai ciptaan Tuhan yang dianugerahi akal pikiran tersebut. Konsekuensi sebagai satu satunya mahluk berpikir tersebut adalah kebebasan memilih dan bertanggung jawab atau pilihannya tersebut, bukankah salah satu syarat disebut manusia dewasa adalah bertanggung jawab atau pilihannya sendiri ?

Kemudian dari argumen tersebut dapat dipahami kedudukan manusia dalam dokrin agama manapun bahwa manusia adalah wakil Tuhan di bumi. Manusia dengan ikhtiar kemampuannya memilih bisa menjadi lebih mulia dari malaikat sekalipun bahkan lebih rendah dari seekor hewan tentu dengan konsekuensi -  konsekuensi hidup yang dijalaninya. Mahkluk yang disebut manusialah atau diri kitalah yang mempunyai kemampuan menulis, berpikir dan membentuk peradaban bahkan keberadaan ciptaan Tuhan lainnya di bumi tergantung dari keberadaan manusia. Sehingga semakin jelas peran sentral manusia dalam mengelola bumi dan masa depan keberlangsungan alam sekitarnya.

Begitulah alur sejarah perkembangan peradaban manusia tercipta berdasarkan pandangan secara garis besar. Seperti diketahui bersama kehidupan masyarakat berkembang dari masyarakat yang di zaman sekarang kita sebut primitif memproduksi makanan dan alat alat kebutuhan sehari hari dengan bergantung pada alam terus mengalami perubahan berevolusi atau melalui tahap evolusi begerak menuju masyarakat modern sampai era digital di zaman sekarang.

 Produk dari akal pikiran manusia ini menghasilkan ilmu pengetahuan yang membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah walaupun ilmu pengetahuan juga bisa membawa manusia menuju kepunahan ambilah contoh bom atom yang menghancurkan kota Nagasaki dan Hiroshima di Jepang pada perang dunia II yang kemudian mengubah peta politik ekonomi dunia. Dua sisi dari kemampuan akal pikiran manusia mengingatkan kita kepada pesan kalimat “Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh”.

Tibalah kita kepada perenungan akibat akibat apakah yang sudah ditimbulkan dari peradaban manusia yang dihasilkan dari kemampuan berpikir masyarakat ? kehidupan sosial masyarakat menjadi bervariasi akibat pengaruh perkembangan ilmu sosial dan ideologi. Ada kelompok masyarakat yang ingin menerapkan kehidupan demokrasi, kapitalis, sosialisme dan lain sebagainya. Begitu juga perkembangan dibidang teknologi yang mencangkup hampir semua lini. Tetapi yang tidak boleh luput dari perenungan kita semua adalah perkembangan dan kemajuan yang membanggakan tersebut membawa efek samping seperti kebakaran hutan, sumber daya alam yang terus dikeruk membawa bencana alam, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Wabah penyakit menjadi berkembang juga. Wabah penyakit adalah satu sebab populer kematian atau kepunahan species manusia di bumi.

Sepanjang sejarah peradaban masyarakat manusia dikenal beberapa wabah penyakit menular yang mempengaruhi aspek kehidupan manusia secara global dan karenanya wabah yang zaman sekarang kita alami yakni pandemi virus Covid 19 tentu tidak akan menjadi yang terakhir. Akan tetapi dengan kemampuan manusia mengembangkan pengetahuannya ditambah dengan pengalaman pengalaman yang sudah kita hadapi species manusia bisa bertahan hidup dari berbagai pandemi yang pernah tercatat dalam sejarah.

Wabah Pes atau “Black Death” pada abad ke 14 sebagai conntoh diperkirakan pernah memicu munculnya berbagai reformasi dalam bidang sosial, ekonomi dan kesenian pada era pertengahan di eropa. Hal ini menggambarkan bagaimana pandemi penyakit menular dapat menjadi titik balik utama dalam sejarah akibat dampaknya yang sangat berpengaruh dan bertahan lama. Dampak Covid 19 di era sekarang juga sudah sangat begitu dirasakan, misalnya terjadinya perubahan perubahan dalam pola hidup manusia global begitu juga di bidang ekonomi dan industri. Era wabah Covid 19 juga memiliki potensi menormalisasi penggunaan teknologi virtual sebagai sarana untuk bersosialisasi, berbisnis, edukasi, kesehatan, keagamaan bahkan sarana pemerintahan.

Begitu juga dengan wabah Flu Spanyol tahun 1918 merupakan salah satu pandemi yang paling mematikan dalam sejarah kehidupan manusia. Hal ini karena kompleksnya interaksi antara bagaimana virus penyebab flu ini bekerja, respon imun manusia dan juga konteks sosial dari penyebaran virus tersebut. Di abad ke 20 muncul pandemi yang sangat menakutkan yaitu HIV/AIDS dan ketakutannya masih berkembang hingga sekarang. Saat ini banyak orang telah paham bahwa pandemi HIV/AIDS belum ditemukan obatnya. Pandemi HIV telah mengajarkan kita akan pentingnya kampanye edukasi publik yang tentunya harus dirancang sebaik mungkin dan juga pentingnya pelacakan kontak.

Pandemi Covid 19 yang sekarang dialami secara global dalam peradaban kehidupan masyarakat manusia merupakan wabah ketiga dalam dua dekade terakhir. Wabah pertama terjadi pada tahun 2002 yang muncul dari species kelelawar di Cina. Penyakit ini kemudian menyebar ke 29 negara lainnya dan menyebabkan 8.098 kasus terjangkit dan 774 meninggal.

Ditengah pro kontra penanganan pandemi Covid 19 di Indonesia oleh pemerintah sebagai mahluk yang berpikir kita seharusnya menyadari bahwa pandemi ini mesti dihadapi bersama dengan komunikasi yang baik antara beberapa pihak tidak luput diri kita sendiri. Gugus Tugas penanganan Covid 19 yang dibentuk pemerintah mesti mendapat dukungan beberapa pihak disertai dengan kepatuhan mentaati protokol kesehatan seperti selalu mencuci tangan sebelum beraktivitas, konsisten dalam menjaga jarak dan menggunakan maker sewaktu bepergian.

Seharusnya menjadi jelas arah penanganan pandemi Covid 19 ini khususnya di Indonesia yakni kerjasama yang sangat baik antar lembaga penanganan pandemi yang terkait dengan pribadi individu warga negara. Kembali kepada konsekuensi kita yang menjalani takdir sebagai species manusia mempunyai tanggung  jawab moral melaksanakan segenap kemampuan berpikir yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya untuk membantu sesama , sigap secara otomatis berperan aktif bergerak atas dorongan kemanusiaan untuk menghentikan laju wabah pandemi Covid 19 ini. Pilihan logis sebagai manusia adalah apakah kita bersikap abai terhadap protokol kesehatan kemudian pandemi Covid 19 semakin menyebar dan menyebabkan konsekuensi yang lebih buruk atau melaksanakan tanggung jawab moral intelektual menjadi relawan kemanusiaan untuk diri sendiri demi peradaban manusia yang lebih baik, sebab langkah sekecil apapun yang diambil oleh manusia berpengaruh terhadap tatanan alam sekitarnya.

 

 

Comments